Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Anak Tukang Las dan Pedagang Pasar Lolos ITB untuk Tingkatkan Ekonomi Keluarga

Featured Image

Perjuangan Siswi Berprestasi dalam Meraih Impian Masuk ITB

Dua siswi berprestasi, Risma Dewi Mulyani dan Sofi Rizqa Agustiani, berhasil lolos masuk Institut Teknologi Bandung (ITB) setelah melewati berbagai tantangan. Kedua gadis ini berasal dari latar belakang yang berbeda, tetapi memiliki semangat yang sama untuk meraih pendidikan tinggi.

Risma adalah putri seorang pedagang pasar yang menghadapi kondisi ekonomi keluarga yang tidak stabil. Ayahnya bekerja sebagai pedagang pasar dengan penghasilan yang tidak menentu, sekitar Rp750 ribu hingga Rp1 juta per bulan. Sebagai anak kelima dari tujuh bersaudara, Risma memahami betul kesulitan ekonomi keluarganya. Ia bertekad kuat untuk meringankan beban orang tuanya. Setelah lulus dari MTsN 1 Kebumen, ia melanjutkan pendidikan di SMA Unggulan CT ARSA Foundation Sukoharjo, sebuah sekolah dengan asrama berbasis beasiswa penuh. Di sana, Risma memanfaatkan setiap kesempatan untuk belajar dengan sungguh-sungguh.

Sofi juga memiliki latar belakang serupa. Ayahnya bekerja sebagai tukang las rel kereta api dan terkadang menjadi kuli bangunan saat pekerjaan utama sepi. Untuk mendapatkan pendidikan berkualitas, Sofi memilih SMA Unggulan CT ARSA Foundation. Selama menempuh pendidikan di sana, baik Risma maupun Sofi mendapat dukungan penuh dari pihak sekolah untuk meraih impian mereka.

Program persiapan SNBT (Seleksi Nasional Berdasarkan Tes) yang intensif, pembelajaran mendalam, serta try out rutin setiap dua minggu sekali, menjadi bekal penting dalam perjalanan mereka mempersiapkan diri menghadapi seleksi masuk perguruan tinggi. Risma berhasil lolos melalui jalur SNBP (Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi) di program Rekayasa Sumberdaya Hayati, Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati (SITH-R) ITB. Meskipun sempat disarankan memilih universitas lain, Risma tetap percaya diri dengan nilai rapornya yang memadai. Ia ingin membuktikan bahwa latar belakang ekonomi bukanlah penghalang untuk meraih mimpi.

Di sisi lain, Sofi sempat mengalami kegagalan pada jalur SNBP. Namun, ia tak larut dalam kekecewaan. Sofi segera bangkit dan belajar keras menjelang SNBT. Berkat semangat dan kerja kerasnya, ia berhasil lolos SNBT dan meraih jurusan impiannya di ITB. Sofi juga memiliki rekam jejak gemilang dalam berbagai kompetisi sains, seperti Juara 5 OSN Biologi tingkat Kabupaten 2023, Juara 2 OSN Kabupaten 2024, serta Juara 2 Nasional POSI Biologi.

Kunjungan Rektor ITB bersama Dekan SITH dan tim menjadi momen yang sangat berkesan bagi Risma dan Sofi. Rektor menyampaikan bahwa ia pun berasal dari latar belakang sederhana dan mengajak keduanya untuk tidak khawatir dengan keterbatasan. "Bapak Rektor menyampaikan agar tidak usah khawatir karena berasal dari keluarga yang kurang berada, kita harus tetap belajar dan percaya kalau kita bisa," ujar Risma.

Selain Risma dan Sofi, seorang pelajar asal Kabupaten Subang, Jawa Barat, juga berhasil lolos masuk Institut Teknologi Bandung atau ITB. Pelajar bernama Naufal Saleh ini diketahui lolos ke Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan (FTSL). Naufal mengaku sangat senang bisa diterima di ITB lewat jalur SNBP. Menurutnya, prestasi yang membanggakan ini berkat kerja kerasnya selama ini terus belajar meningkatkan prestasi dari kelas X.

Syarat diterima di ITB lewat jalur SNBP tak hanya dilihat dari nilai rapor, tetapi juga prestasi akademi lainnya atau non-akademik lainnya, seperti kejuaraan olahraga, seni, atau organisasi, menjadi pertimbangan dalam seleksi. Naufal juga rajin belajar sejak duduk di bangku SMA. Ia juga mandiri untuk membiayai sekolahnya dengan bekerja part time, yakni mengajar les privat anak SD dan SMP.

Naufal berasal dari keluarga tidak mampu dan ayahnya dalam kondisi stroke. Ibunya hanya seorang tukang masak jika ada yang memanggil dalam acara hajatan di kampung. Ia mengaku ingin membuat bangga keluarga dan mengubah nasib keluarganya untuk masa depan lebih baik. Anak bungsu dari dua bersaudara ini bertekad ingin mengangkat derajat keluarganya agar taraf hidup dan ekonominya jauh lebih baik ke depan.

Melalui perjuangan dan tekad yang kuat, Risma, Sofi, dan Naufal memberikan contoh nyata bahwa impian untuk masuk ke perguruan tinggi bukanlah hal yang mustahil. Dengan keyakinan, kerja keras, dan dukungan yang tepat, siapa pun bisa meraih kesuksesan.